Senin, 01 Agustus 2016

Aku Tidak Percaya Agama, Tapi Aku Percaya Tuhan



Aku Tidak Percaya Agama, Tapi Aku Percaya Tuhan
By: Moh. Agus Feri Effendi Susilo/Filsafat Agama/IAIN Tulungagung

Entah bagaimana kata orang kedepan tentang statement saya mengenai kepercayaan ini. Percaya ataupun kepercayaan adalah suatu hal yang sudah lumrah di anggap biasa dalam pandangan masyarakat. Kepercayaan adalah suatu hal yang bisa di katakan suatu tekad dalam hati yang paling dalam untuk mengiyai sesuatu baik itu suatu hal nyata maupun tidak nyata.
Dalam berbagai sudut pandang manusia, percaya atau kepercayaan sering disebut juga dengan sebutan iman atau yakin. Sebenarnya pengertian antara iman dan yakin itu sama, namun penjabaran secara luas lebih luasan makna iman. Iman adalah meyakini suatu hal dengan segenap hati yang terdalam, serta dibuktikan dengan ucapan maupun perbuatan.
Selama ini, orang sering mengatakan “saya yakin dengan keyakinan agama masing-masing.” Dari kalimat seperti inilah menurut saya awal perpecahan manusia di muka bumi ini. Dalam urusan ketuhanan, bisa di katakan itu adalah hal yang sangat sakral dan bisa di katakan privasi. Namun dengan hal yang satu ini, manusia di buat geram, saling menyalahkan, saling mengunggulkan apa yang sudah menjadi keyakinannya masing-masing.
Agama sekarang ini banyak di jadikan embel-embel politik, perekonomian, dan apalah yang di gunakan untuk kepentingan personal. Karena agama pula orang menjadi tak mengetahui lagi apa sebenarnya manusia di turunkan ke bumi ini.
Dan karena adanya agama ini, apa yang namanya Tuhan dapat di pecah menjadi banyak. Ada Tuhan agama Islam (Allah), ada Tuhan agama Kristiani maupun Khatolik (Tuhan Bapa, Tuhan Kudus, Tuhan Anak), ada Tuhan agama Hindu (Brahmana, Krishna, Syiwa), dan masih banyak lagi nama Tuhan dari masing-masing agama.
Padahal apa yang sudah saya ketahui, Tuhan hanyalah ada satu, Tuhan itu Tunggal, tidak ada yang bisa menandingi-Nya bahkan Tuhan itu bisa dikatakan beda dengan makhluk serta berdiri sendiri.
Bahkan kalau bisa di katakan pendapat yang saya utarakan ini lebih condong kepada salah satu agama, yaitu agama Islam. Namun sebelum mengatakan apa yang ada dalam pikiran saya bukanlah memihak kepada agama Islam.
Bahkan sekarang ini agama sudah tidak murni dan sakral seperti dulu. Sehingga hal tersebutlah yang membuat saya menjadi tidak percaya lagi dengan apa yang namanya agama. Agama menurut praktis saya, adalah hal yang sangat konyol dan serba mengatur. Kalau boleh di katakan Tuhan saja tidak mengatur apa yang sudah menjadi kodrat manusia masing-masing.
Tuhan tidak memaksakan kehendak-Nya, bahkan Tuhan menciptakan manusia bukan karena apa tapi karena Tuhan telah memberikan amanah saat awal penciptaan manusia untuk menjadi kholifah fil ard’ (pemimpin di muka bumi). Jadi jelas bahwa agama sudah sedikit banyak mengatur kehidupan manusia. Kalau kita bermain rasionalisasi, coba kita renungkan di kehidupan nyata sekarang ini, kita berfikir praktis saja.
Zaman yang berlaku di muka bumi ini semakin kedepan bukan semakin terbelakang, namun semakin menemukan titik yang semakin luas, baru, modern, banyak hal-hal yang dulu belum pernah ditemukan sekarang ada, dan lain sebagainya. Dari sini saja, agama sudah mulai ikut campur dalam hal permasalahan manusia. Melakukan hal ini tidak boleh dilarang dalam agama, hal ini tidak sesuai dengan apa yang sudah di terangkan dalam agama. Dan lain sebagainya sebagai penolakan agar manusia tidak bisa sesuai sekendaknya saja.
Padahal kalau kita mengingat hal di atas sangat bertentangan sekali pada tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu untuk menjadi kholifah fil ard’ (pemimpin di muka bumi). Hal yang demikianlah yang sangat di sayangkan, dan bisa dikatakan adalah suatu hal yang sangat tidak masuk akal, karena agama sebenarnya adalah hal yang bersangkutan dengan Tuhan tapi malah membuat manusia menjadi menjauh kepada Tuhan.
Dan karena itu pula jangan salahkan jika ada manusia-manusia yang beranggapan “saya tidak percaya agama, tapi saya percaya Tuhan.” Entah nanti dalam peribadatan manusia akan mencarinya sesuai dengan apa yang ia dapat lakukan. Manusia akan berjalan damai tanpa ada embel-embel agama serta menuju ke jalannya masing-masing.

Tulungagung, 1-2 Juli 2016.

2 komentar:

  1. Agama menurut praktis saya, adalah hal yang sangat konyol dan serba mengatur. Kalau boleh di katakan Tuhan saja tidak mengatur apa yang sudah menjadi kodrat manusia masing-masing.


    Kalau aku pikir pikir, bener juga pernyataan diatas. Dalam realitas kaum bergama, banyak orang bahkan sudah berlaku seperti Tuhan itu sendiri, yg bisa memastikan siapa yg benar dan siapa salah, siapa yg berhak hidup dan siapa yg harus ditumpas.

    Hegemoni pemahaman agama selama ribuan tahun yang dipertahankan sampai hari ini, sering menimbulkan konflik dengan kondisi & situasi sekarang. Jaman sudah berubah, tapi pemahaman lama masih dipertahankan, bahkan dipaksakan. Akibatnya banyak pemahaman agama menjadi tidak manusiawi lagi, bahkan dalam kasus kasus tertentu terjadi kekerasan dan kebrutalan.

    Makanya kalau agama masih ingin dipercaya, mestinya pemahamahan agama juga harus menyesuaikan pola pikir mssyarakat modern yg lebih manusiawi & sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

    Kalau ada keinginan seperti suara pembaharuan pemahaman, disana sudah banyak yg akan berteriak lantang : kafir, sesat, cacian & hujatan, bahkan ancaman kekerasan.


    BalasHapus
  2. Karamba - online casino | Karamba - Kendangpintar
    Karamba · Karamba · Karamba · Karamba · Karamba Casino · Karamba Casino · Karamba Casino · Karamba 제왕카지노 Casino · Karamba Casino 온카지노 · 메리트카지노 Karamba Casino · Karamba Casino · Karamba Casino

    BalasHapus